Berita / Kampus

Rangkaian Kuliah Lapangan Mahasiswa Prodi S1 Pariwisata di Kabupaten Toba dan Kabupaten Tapanuli Utara

Administrator - 06 Juli 2022


Rangkaian Kuliah Lapangan Mahasiswa Prodi S1 Pariwisata di Kabupaten Toba dan Kabupaten Tapanuli Utara

Mahasiswa Prodi S1 Pariwisata Universitas Imelda Medan telah selesai menjalankan praktikum kuliah lapangan melalui mata kuliah Study Budaya. Adapun kegiatan tersebut telah dilakukan di Kabupaten Toba dan Kabupaten Tapanuli Utara, mulai Sabtu, 2 Juli hingga Selasa 5 Juli 2022. Praktikum study budaya ini disandingkan dengan praktik perkuliahan Event Organizer, dimana masing-masing mata kuliah diampu oleh dosen Merry Moy Mita, SE, M.Si, Apriliani Lase, M.Sc, dan Sabam Syahputra Manurung, S.Sos, M.Si.

Kegiatan praktikum kuliah lapangan kali ini mengangkat tema “Explore Toba Culture” yang mengkaji tentang eksistensi pariwisata budaya batak berbasis monumen (tugu) persatuan marga-marga yang tersebar di Kabupaten Toba dan Kabupaten Tapanuli Utara dan mengkaji tentang makam tokoh yang berpengaruh di tanah batak yakni Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII dan Dr, IL, Nomensen. Kajian ini dilakukan untuk mempelajari dan mengeksplirasi eksistensinya sehingga dapat disusun informasi yang kemudian dijadikan rekomenasai sebagai pariwisata alternatif di kawasan Danau Toba.

Problematis

Sebagaimana diketahui, marga merupakan bahagian penting yang melekat dalam masyarakat batak. Masing masing marga memiliki asal usul, napaktilas, sejarah, mitos yang panjang dan menjadi cerita turun temurun. Marga adalah identitas batak; ia memiliki posisi, kedudukan dan tingkatan, oleh karenanya ia menjadi indikator. Untuk menjaga identitas marga, maka dibuat tugu napak tilas marga marga di daerah asal dimana marga tersebut terbentuk. Napak tilas tersebut berupa benda fisik seperti tugu, arcade, rumah dan benda lainnya yang menggambarkan identitas marga. Tugu dibuat sebagai media penghubung komunikasi antara nenek moyang kita dahulu dengan generasi sekarang hingga mendatang.

Permasalahan yang terdapat dilapangan semasa melakukan study ialah Tugu di buat dengan biaya mahal, pesta besar dan tujuan mulia oleh pendahulu. Namun saat ini Tugu menjadi benda fisik yg tidak terawat, semak dan minim renovasi, kemudian tidak ada informasi khusus atau orang yang memandu atau menjelaskan tentang asal usul dan identitas marga.  Problematias lain juga terjadi fenomena dimana banyak anak anak muda batak tidak peduli lagi, cuek, acuh dengan identitas marganya, dan seberapa penting posisi marga nya di dalam Batak (batak dalle).

Peluang

Banyak wisatawan (khususnya masyarakat batak) mulai melirik Danau Toba sebagai tempat wisata, namun kegiatan wisata lebih fokusnya pada alam, atraksi modern, dan kuliner, sementara wisata budaya masih menjadi pilihan alternatif, padahal kekayaan budaya yang terdapat di daerah ini amat banyak variasinya. Lewat kegiatan study lapangan ini maka dianggap Perlunya Wisata edukasi (edukasi budaya marga), kegiatan ini masih minim di Danau Toba, padahal marga merupakan urat nadi orang batak.  Gerakan menggalakkan edukasi wisata alternatif lewat pengelolaan dan pengembangan tugu marga-marga batak yang tersebar di danau toba merupakan peluang yang tepat melalui sinkronisasi paket wisata alam dengan paket wisata edukasi marga (wisata budaya), Lewat gerakan wisata edukasi marga, wisatawan sadar akan asal usul marganya, tugu kemudian makin sering dikunjungi wisatawan dan tugu tersebut semakin terawat kelestariannya. Kemudian lagi, lewat wisata edukasi marga terbukanya lowongan pekerjaan bagi keluarga marga dalam mengelola tugu mereka menjadi tempat wisata.

Adapun tugu marga-marga yang tersebar di dua kabupaten ini terbagi dalam dua pengelompokan, dimana terdapat tugu berukuran besar dan memiliki kompleks pekarangan yang luas seperti Tugu Raja Siagian, Tugu Raja Manurung, Tugu Raja Panggabean, Tugu Raja Nabarat, dan Tugu Debata Raja (Siahaan), sementara tugu yang berukuran kecil yang memiliki perkarangan kecil diantaranya, Tugu Raja Sihubil, Tugu Padan Sonakmalela, Tugu Raja Panjaitan, Tugu Raja Napitupulu, Tugu Raja Sibuea, Tugu Raja Tambunan, dan Tugu Raja Sipahutar. Ini merupakan sebahagian dari ratusan tugu yang tersebuar di Wilayah danau Toba.

Hasil Audiensi Dinas terkait Pengembangan Edukasi Wisata Marga

Saat melakukan audiensi ke dinas terkait, Sekretaris Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Balige menyambut baik gerakan usulan paket edukasi wisata marga-marga lewat keberadaan tugu marga-marga yang tersebar di Kabupaten Toba, ini merupakan stimulus wisata alternatif selain wisata ke makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII dan makam Dr. Il. Nomensen, tokoh Zending di tanah Batak.Dinas terkait menambahkan bahwa wisata ziarah ke makam marga leluhurnya merupakan gerakan yang perlu didukung agar timbul kesadaran anak-anak muda perantau akan marga yang melekat pada dirinya dan menjadi edukasi bagi generasi mendatang, namun tantangan dari lembaga pemerintah adalah dimana tugu tersebut merupakan milik pribadi maupun keluarga dari marga, tidak semua marga akan terbuka kepada pemerintah dan mau memberikannya kepada pemerintah daerah untuk dikelola menjadi tempat wisata.

Penyandingan Kegiatan Ziarah Tokoh Batak dan Monumen Marga sebagai wisata Alternatif

Kegiatan wisata alternatif yang telah sukses mendatangkan wisatawan adalah atraksi ziarah ke makam Pahlawan Nasional Sisingamangaraja XII dan makam Dr. Il. Nomensen, peranan dua tokoh tersebut di tanah batak pada masa lampau masih menjadi magnet bagi generasi masa kini untuk sekadar mengetahui, mempelajari bahkan mengagumi tokoh tersebut lewat ziarah makam yang telah mereka lakukan. Kegiatan wisata semacam ini lah yang diharapkan dapat terbentuk di monumen tugu marga-marga yang tersebar di wilayah Danau Toba, hal ini diyakini akan membentuk segmentasi wisata marga berdasarkan kampung masing-masing, yang selanjutnya akan terbentuk desa wisata berbasis desa marga-marga yang menawarkan atraksi wisata ziarah, edukasi budaya dan pertunjukan tari dan kesenian seperti yang sudah sukses dilakukan di wilayah Huta Siallagan, Huta Sidabutar di Kabupaten Samosir.

Share To :